Thursday, April 14, 2016

Lapar Pisan

Aku merunduk, mengendap-endap. Dan Hap! Aku mendapatkannya.

Dengan wajah yang bahagia, aku membawa hasil buruanku kepada ibu.
"Bu... aku mendapatkannya! Hari ini kita bisa makan!" Ucapku bahagia lalu memberikan hasil buruanku pada ibu.
Kulihat ibu menyeka air matanya dengan ujung kerudung coklatnya.
"alhamdulillah akhirnya ibu bisa masak. Kamu siapin piring, ya!"
"Siap bu" ucapku bahagia.
Lalu tak lama, makanan terhidang di hadapan kami. Nasi putihnya memang hanya cukup untuk makan setengah porsi saja karena beras-beras itu kami kumpulkan selama satu minggu ini dari halaman tukang beras di pasar yang  beras-berasnya berceceran. Yah,  tapi lumayan lah daripada kami tidak makan untuk yang kelima harinya.
Tiba-tiba, Kakakku yang tak bisa bicara melompat dari duduknya dengan wajah ketakutan.
"Kenapa, kak?" Tanya ku khawatir, soalnya anak berkebutuhan khusus seperti kakakku ini sering sekali bertingkah aneh.
"Itu, makanannya bergerak!" Ucap adikku Ayana setelah mendekatkan matanya ke makanan.
"Oh, ibu lupa melepas ekornya!" Ucap ibu sambil mengambil sendok untuk memotong ekor makanan bergerak tadi.
"Aku juga lupa melepas ekornya saat memburu tadi," ucapku merasa bersalah. "Soalnya cicaknya lincah sekali merayap di dinding kamar. Dan hanya ada 5 ekor yang kulihat layak untuk dimakan."

Sarah astro
15 april 2016

2 comments: